::. Assalamualaikum Wrm Wbt.:::

Friday, February 27, 2009

Sheikh Ahmad Yassin

Wednesday, February 14, 2007

Shafiyah binti Abdul Muthalib



Shafiyah binti Abdul Muthalib merupakan saudara ayah Rasulullah SAW dan ibu Az-Zubair bin Awwam serta saudara kandung Hamzah, Singa Allah, paman Nabi SAW dan orang yang dicintainya.Masuk Islam bersama kelompok pertama yang beriman kepada Nabi SAW yang mulia dan ikut hijrah ke Yathrib(Madinah).Wanita yang Sabar dan Mengharapkan Pahala.

Sedikit di antara wanita-wanita Arab yang dapat menandinginya dalam hal kemuliaan asal atau kemuliaan cabang. Allah SWT memberinya kekuatan iman dan kesabaran dalam menghadapi kesulitan, dan kesediaan berkorban di jalan-Nya. Dia adalah contoh bagi saudara perempuan yang sabar dan mengharap pahala serta redho dengan keputusan Allah SWT. Dalam perang Uhud, ketika para juru panah meninggalkan posisi mereka untuk mengambil harta rampasan perang dengan melanggar perintahNabi SAW, datanglah musuh mereka dari belakang menyerangnya. Pada waktu itu Hind binti Utbah, suami Abi Sufyan dan ibu KhalifahMuawiyah telah keluar bersama pasukan musyrikin untukmembalas dendam atas kematian ayah dan pamannya yang dibunuh Hamzah dalam Perang Badr.

Dia memujuk budaknya, bernama Wahsyi, bahwa jika dia berhasil membunuh Hamzah, maka dia akan mendapat imbalan harta sebanyak yang disukainya. Maka terjadilah apa yang diinginkan oleh Hind. Wahsyi dapat berhasil melempar Hamzah dengan tombaknya, sebagaimana dilakukan oleh orang-orang Habasyah,sehingga Hamzah rebah dan tewas.

Kemudian Wahsyi berlari menemui majikannya yang menari bersama rombongan wanita Quraisy,sementara mereka memukul rebana untuk memberi semangat kepada kaum laki-lakiQuraisy. Lalu Hind bergegas pergi bersama Wahsyi yang telah menyampaikan khabar gembira itu kepadanya. Dia mulai membelah dada Hamzah dan mencabut hatinya,kemudian mengunyahnya dengan gigi-giginya untukmemuaskan diri dan membalas dendam.[Astaghfirullaahal adziim, Naudzubillaahimin dzaalik]

Shafiyah, saudara sang syahid Singa Allah, mendengar berita ini. Maka dia pun datang ke medan pertempuran mencarinya. Rasul SAW melihat dan mengetahui bahwa bibinya akan menghadapi situasi yang sulit bila melihat Hamzah dalam keadaan itu. Maka beliau berkata kepada puteranya,Az- Zubair :"Suruhlah dia kembali, agar tidak menyaksikan keadaan saudaranya itu." KemudianAz-Zubair pergi dan berkata kepadanya dengan suara tenang namun sedih :"Wahai, Ibuku, sesungguhnya Rasulullah SAW menyuruhmu kembali. "

Shafiyah menjawab dengan segera dalam ketenangan dan keyakinan :"Mengapa ? Aku telah mendengar bahawa saudaraku itu telah dirosakkan tubuhnya dan hal itu demi Allah. Maka kami redha atas kejadian itu dan aku akan bersabar dengan baik dan akan mengharap pahala,insyaAllah." Az-Zubair kembali mengkhabari Rasulullah SAW tentang kesabaran dan ketabahan yang ditunjukkan Shafiyah, dan dia sampaikan perkataan ibunya itukepada NabiSAW. Maka Rasulullah SAW bersabda kepadanya:"Biarkan dia pergi."

Shafiyah bersikap tabah dan teguh. Dia memandang sang syahid dengan pandangan perpisahan seraya berkata:"Semoga Allah melimpahkan sholawat kepadamu, wahai,Abu Ammaroh dan mengampuni dosamu. Kita adalah kaumyang terbiasa mengalami pembunuhan dan mati syahid.Tiada daya dan kekuatan, melainkan dengan pertolongan Allah. Sesungguhnya kita adalah kepunyaan Allah dan sesungguhnya kita akan kembali kepada-Nya.CukuplahAllah sebagai pelindungku dan Dia-lahsebaik-baik Pelindung. Semoga Allah mengampuni dosamudan dosaku serta membalasmu dengan balasan bagihamba-hamba- Nya yang mukhlis."

Hari-hari berlalu dan keteguhan Shafiyah dalam perangUhud tetap menjadi contoh yang tinggi dalam hal kesabaran dan ketabahan. Sesungguh-nya kehidupan Shafiyah seluruhnya adalah pelajaran. KepahlawananWanita dan Pemuda dalam Perang Khandaq, Shafiyah berada bersama para wanita dan anak-anak di dalam benteng yang dijaga Hassan bin Tsabit, penyair Nabi SAW. Situasi di Madinah sangat gawat, karena dikepung dari segena penjuru.Yahudi Bani Quraidhah telah mengkhianati janji.Medinah terancam dari dalam dan dari luar. Di sinilah kemudian Shafiyah melihat orang Yahudi berkeliling dibenteng dan melewati parit pertahanan. Maka Shafiyahberkata kepada Hassan :"Hai, Hassan, orang Yahudi itumengelilingibenteng . Aku khawatir dia akan menunjukkan rahsia kita kepada orang-orangYahudi yang di belakangkita."


Tahukah Anda, apa yang dilakukan oleh Hassan ? Hassan takut perang dan menghindari pertempuran. Dia berkata:"Semoga Allah mengampuni dosamu,wahai, puteri AbdulMuththalib. Demi Allah, engkau tentu sudah lama tahu aku bukanlah orang yang bertugas melakukan hal ini dan tidak mempunyai kekuatan untuk itu." Wanita-wanita keluarga Rasulullah SAW termasuk Shafiyah, berada dalam bahaya. Maka bagaimana dia bisa berdiam diri ?Shafiyah mengambil sebatang tiang kemah dan keluar dari benteng, lalu menyerangorang Yahudi itu. Dia memukulkepala orang itu dengan tiang hingga robohke bumi.

Ketika itu Shafiyah memukulnya berulang-ulang hingga menewaskannya. Lalu dia kembali ke benteng dan melemparkan tiang itu dari tangannya, dan dia kembali kepada Hassan serta berkata :"Hai, Hassan, aku telahmembunuh orang Yahudi itu. Turunlah dan rampaslah harta bendanya. Aku tidak bisa melakukannya karena diaseorang laki-laki, sedang aku seorang wanita."Penyairitu menjawab :"Demi Allah, aku tidak punya keperluan(hak) untukmerampasnya, wahai, puteri AbdulMuththalib."

Adalah Shafiyah mengabdi pada da'wah di sekitarRasulullah SAW dengan kekuatan, kesabaran dan keberanian serta ketepatan pendapat dan membela kehormatan. Takdir telah menghendaki adanya penimbangan antara kepahlawanan wanita dan laki-laki dalam satu peristiwa. Dalam suatu sikap,orang laki-laki meninggalkan keberanian yang justru diharapkan darinya. Dia relah meninggalkan sikap pahlawan untuk diberikannya kepada seorang wanita yang mestinya kurang keberaniannya dibandingkan laki-laki.

Di sini, sejarah tidak ketinggalan sedikit pun untuk mencatat keberanian orang wanita dalam suatu keadaan,di mana orang laki-laki tidak melakukannya. Marilahkita buka kembali buku sejarah, siirah,khabar- khabar(hadits), cerita peperangan atau biografi dan kitabTha-baqaat, pastilah kita temukan kisah Shafiyah bintiAbul Muththalib bersama mata-mata Yahudi yang memata-matai untuk mengetahui rahasia kaum Muslimin. Ibnu Hisyam mencatat peristiwa Shafiyah denganorangYahudi itu sebagai nukilan dari sejarawan IbnuIshaq.

Sejarah memelihara kehebatan Shafiyah ini, agar dapatdiikuti oleh wanita dari tahun ke tahun, sepanjang zaman. Mata-mata Yahudi selalu berada di setiap tempat untuk mengawasi kita. Mereka menyiapkan segala persiapan untuk mendirikan negara di atas tulang-belulang korban-korban kita. Apakah sejarah akan mengulangi dirinya sehingga kita bisa menemukan seseorang di antara wanita-wanita kita yang menghadapi para mata-mata itu ? Kita harapkan adanya seorang"Shafiyah" dalam setiap pertempuran yang dicatat dalam sejarah mengenai keberaniannya. SejarahShafiyah ini menyerukan kepada setiap laki-laki danwanita Arab :"Bukalah mata kalian dan waspadalah terhadap bahaya-bahaya di sekeliling kalian."..

Wednesday, May 24, 2006

Subhanallah..

Friday, April 07, 2006

Detik-detik Terakhir Nabi Muhammad SAW

Ada sebuah kisah tentang cinta yang sebenar-benar cinta yang dicontohkan Allah melalui kehidupan Rasul-Nya. Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu,Rasulullah dengan suara terbatas memberikan kutbah, "Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku."

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar dadanya naik turun menahan nafas dan tangisnya.Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang,saatnya sudah tiba. "Rasulullah akan meninggalkan kita semua," keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya didunia.Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.

Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu. Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang didalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya.Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam."Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk,"Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku,orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang."Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut,"kata Rasulullah,Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri,tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini."Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?""Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirmankepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas.Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh,urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril.Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku."

Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya."Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku" - "Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii,ummatiii" - "Umatku, umatku, umatku" Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi... Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka

Thursday, March 16, 2006

Syahadah...

Friday, February 17, 2006

BERJALANLAH DI BUMI ALLAH YANG LUAS INI..

Seorang bijak bistari mengatakan : "Perjalanan (bermusafir) itu menghilangkan pelbagai kesusahan."

Al-Hafiz Ar-Ramhurmuzi dalam bukunya Al-Muhdatsu Al-Faadhil menjelaskan beberapa faedah perjalanan yang bertujuan menuntut ilmu dan kenikmatan yang diperolehi daripadanya.Buku itu ditulis sebagai bantahan ke atas orang yang tidak suka melakukan perjalanan untuk menuntut ilmu,bahkan mencelanya. Ia berkata sebagai berikut :

" Seandainya orang yang mencela mereka yang suka mengembara untuk menuntut ilmu mengetahui betapa nikmatnya pengembaraan tersebut, betapa besarnya semangat yang dirasakannya ketika meninggalkan tanah kelahirannya, dan kenikmatan yang dirasai oleh semua anggota tubuhnya pada saat memanfaatkan seluruh kesempatannya untuk melihat tempat yang baru dan rumah yang baru, pada saat melihat dusun-dusun kecil, pada saat melihat kebun-kebun dan tanah-tanah lapang, pada saa tmengenal bentuk muka bumi yang baru, pada saat melihat keajaiban pelbagai negeri, pada saat melihat perbezaan bahasa dan kulit, pada saat berehat di bawah bayangan dinding-dinding dan kebun, pada saat makan di dalam masjid,minum di lembah-lembah, dan tidur di manapun saat malam tiba, pada saat berteman dengan sesiapa sahaja yang dicintainya kerana Allah tanpa memandang lagi faktor kerabat dan keluarga, ketika segala bentuk kepura-puraan ditinggalkan,dan ketika semua kegembiraan itu sampai ke dalam hatinya kerana sudah dekat dengan apa yang diingini,kerana tercapainya maksud yang di dambakan, kerana keberhasilannya menembusi majlis yang didambakan,kerana kemampuannya menaklukki semua rintangan. Semua ini memberikan pengajaran kepadanya bahawa kenikmatan dunia ini terhimpun dalam keindahan semua peristiwa itu, dalam kemanisan pemandangan-pemandangan itu, dan kemampuan mengambil semua faedah yang ada. Semua itu bagi orang yang gemar mengadakan perjalanan,nilainya jauh lebih indah daripada bunga-bunga yang sedang mekar pada musim semi, dan lebih berharga daripada segunung emas murni,yang tidak boleh dirasakan oleh si tukang cela itu dan oaring-orang yang memiliki pandangan sepertinya:

Singkirkan semua tandu dari kumpulan manusia
Yang membuat engkau terhina.
Jauhi pula kehinaan
Sebab kehinaan memang seharusnya engkau jauhi.


Renungan…
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud:

"Sesungguhnya Allah itu apabila menyukai sesuatu kaum,maka Dia akan menurunkan cubaan kepada mereka.Barangsiapa yang redha dengan ujian itu,maka keredhaan Allah baginya, dan barangsiapa yang membenci , maka kebencian pula yang akan dia terima"


Manusia yang paling berat ujiannya adalah para nabi,kemudiaan orang yang hampir sedarjat dengan mereka,kemudia yang lebih rendah lagi, dan seterusnya. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar keimanannya.Semakin kuat imannya,maka semakin berat juga ujiannya.Semakin tipis imannya, maka semakin ringan pula ujiannya.Seorang hamba tidak akan terlepas dari ujian-ujian hingga Allah membiarkan hamba itu berjalan di muka bumi tanpa dosa.


Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin itu!Semua urusannya mengandungi kebaikan baginya dan hal ini tidak berlaku bagi seorang pun kecuali seorang mukmin. Jika mendapat kebaikan dia bersyukur, maka itu menjadi sebuah kebaikan baginya. Dan jika ditimpa musibah dia bersabar, maka itu juga menjadi sebuah kebaikan baginya. (hadith)


Ketahuilah bahawa sendainya semua umat manusia itu berkumpul untuk memberikan manfaat kepadamu berupa sesuatu, nescaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat selain berupa sesuatu yang telah ditetapkan oleh allah bagimu.Dan seandainya mereka semua berkumpul untuk mencelakakan kamu dengan sesuatu, nescaya mereka tidak akan mampu mencelakakan kamu kecuali dengan sesuatu yang ditetapkan Allah ke atasmu.(hadith qudsi)

Orang-orang yang soleh itu diberi ujian (yang berat) oleh Allah, kemudian orang yang hampir sedarjat dengan mereka,kemudian yang lebih rendah lagi dan seterusnya (al-hadith)

Orang mukmin itu bagaikan pohon yang kuat, yang tahan ditiup angin ke kanan dan ke kiri.(al-hadith)

Tuesday, February 07, 2006

Ilmu Pengetahuan Membawa Kebahagiaan


Firman Allah Swt :

dan Dia telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui.Dan adalah kurniaan Allah itu sangat besar. (An-Nisa’:113)

Kebodohan itu adalah tanda kematian jiwa, terbunuhnya kehidupan dan mensia-siakan hidup.

…sesungguhnya Aku mengingatkan kepada mu supaya kamu tidak termasuk orang-orang yang tidak berpengetahuan… (surah Hud:ayat 46)
Sebaliknya, ilmu adalah cahaya bagi hati nurani, menghidupkan jiwa dan pemacu semangat.

Dan apakah orang yang mati kemudian dia Kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap-gelita yang berkali-kali tidak dapat keluar daripadanya?.... (Al-An’am:122)

Sesungguhnya kebahagiaan dan keceriaan itu datang bersama ilmu pengetahuan. Itu kerana ilmu mampu mengubah sesuatu yang tidak jelas, menemukan sesuatu yang hilang,dan menyingkap sesuatu yang tersembunyi. Dengan itu jiwa manusia akan memperolehi ilmu pengetahuan yang baru dan selalu ingin mengkaji pengetahuan yang lain


Kebodohan itu sesuatu yang sangat membosankan dan menyedihkan.Ini kerana ia tidak pernah menimbulkan sesuatu yang baru yang lebih menarik dan segar di mana yang kelmarin terasa bagaikan seperti hari ini dan hari ini pula bagaikan hari esok.

Sekiranya anda inginkan kebahagiaan, maka tuntutlah ilmu, carilah ilmu pengetahuan dan raikanlah pelbagai manfaatnya,nescaya hilanglah segala kesedihan kepedihan dan kecemasan…


…dan katakanlah: " Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan" (Thaha :114)

Bacalah dengan nama Rabbmu yang menciptakan(al-alaq:1)

Siapa saja yang dikehendaki Allah menjadi baik, nescaya akan Dia fahamkan tentang agama (islam) al-hadith

Janganlah seseorang berasa sombong dengan harta dan kedudukannya, sedangkan ia seorang yang tiada berpengetahuan sedikit pun. Sesungguhnya kehidupannya tiada kesempurnaan dan umumnya tiada memberikan manfaat.

Adakah orang yang mengetahui bahawasanya apa yang diturunkan kepadamu itu benar sama dengan orang yang buta. (Ar-Ra’d :19)

Az-Zamakhsyari, dalam sebuah syairnya berkata :

Berjaga malam kerana mencari ilmu
Lebih nikmat bagiku daripada kekayaan
Dan kepuasan yang telah ku capai.
Perputaran roda kehidupan
Telah melemparkan ke dalam kesulitan
Namun itu lebih menyenangkan
Sebab aku terus belajar menyelesaikan masalah.
Suara goresan pena di atas kertasku
Lebih merdu daripada alunan lagu kesamaran
Lebih indah daripada tabuhan rebana remaja puteri
Sedangkan lembaran tulisanku
Menebarkan butiran pasir hikmah.
Wahai kalian semua
Raihlah harapan dan mimpimu
Seberapa pun jarak penulis dengan bukunya.
Haruskah aku tetap tertidur 2 bulan
Sehingga mimpiku menjadi kenyataan?



Betapa mulianya ilmu pengetahuan dan betapa gembiranya jiwa seseorang yang menguasainya.Betapa sejuknya dada yang disiramnya dan betapa gembira perasaan ini menyambut kehadirannya.

Maka apakah orang yang berpegang teguh pada keterangan yang datang dan Rabbnya sama dengan orang yang (syaitan) menjadikan dia memandang baik perbuatannya yang buruk dan mengikuti hawa nafsunya? ( Muhammad:14)



Petikan dari buku ‘LA TAHZAN’
Tajuk ke 34, mukasurat 73
Pengarang: Dr. Ayidh Bin Abdullah Al-Qarni
Penterjemah : Noraine Abu