::. Assalamualaikum Wrm Wbt.:::

Thursday, July 28, 2005

Rentetan Minda...

RENTETAN MINDA BUAT PESERTA-PESERTA KRIM ‘98

Di sini,
Di perhimpunan Nurani ini,
Tersingkap sudah tirai Iman,
Terungkai sudah ukhuwwah Generasi Rabbani,
Ikatan nan utuh di antara Pencipta,
Maka terpancarlah suatu sinar,
Satu sinar yang abadi di naluri,

Ya Allah,
Adakah dipertemuan ini menjanjikan hikmah,
Atau ia hanya mengundang kefanaan,
Ya Allah…..Ya Allah..
Hamparkanlah keampunan pada hati-hati jahil ini,
Sesungguhnya kami bongkak,ego, pada nikmat Mu,
Kami lontarkan malah kami campakkan hidayah Mu,
Lihatlah Ya Allah, betapa dhaifnya kami,
Betapa longgarnya aqidah kami,
Kami kejam…kami kejam…kami kejam Ya Allah.
Kami telah melupuskan segala ketentuan Mu,

Kini,
Adakah mampu kami berdiri buat kali kedua..
Mampukah kami mendongak seterusnya menjulang Agama Mu,
Adakah terpalit sinar suci dipersada nurani,
Atau mungkinkah terkuburnya sebuah gema perjuangan hakiki,
Di sini,
Turut kita lemparkan secitra rasa selembar perasaan halus,
Senantiasa menelusuri zaman berabad yang penuh mehnah,
Di atas dasar Maha Rahim dan Rahmat Mu sejak azali,
Maka tetap Engkau curahkan serumpun rezeki,
Tetap Engkau hadirkan kemesraan naluri,
Tetapi kami terlalu angkuh Ya Allah,
Dengan mudah kesedaran, keinsafan kami direntap,
Disentak,dijerut,dirembat oleh syaitan durjana,
Maka telah punah secitra keikhlasan di naluri,

Insan,
Kita tidak bisa lari dari perpisahan,
Tidak mampu untuk menongkah selingkar mimpi,
Tidak bisa untuk memintal segunung impian terlarang,
Yang nyata ia pasti terjadi,
Walau sesaat tiada lagi segumpal penangguhan,
Ayah…Ibu…
Insan yang paling kita hemburkan perasaan sepenuh kasih,
Bayangkan apabila imaginasi ini terjadi,
Perginya mereka menyahut seruan Yang Esa,
Maka terukir bicara sayu,


Ibu…ibu…ibu..
Jangan tinggalkan kami ibu,
Innalillahi wainna ilaihiraaji’unn..
Ya Allah, ampunkanlah segala dosa ibuku,
Berdosanya diri ini,
Ya Allah,sesungguhnya kami amat menyayangi ibu kami Ya Allah,
Ibu..jangan pergi jauh dari kami,
Kembalilah ibu,
Pada awalnya ibu pergi,
Kini disusuli pula ayah,
Ya Allah..Maha berat dugaan imanku,
Ayah..tunggu ayah..
Kami belum puas menikmati kasihmu,

Sedarlah,
Walau jutaan air mata yang dititiskan,
Maka untuk kembali tidak mungkin terjadi,
Itulah kita,kita yang bernama manusia,
Bila musibah melangsiri, maka lahirlah cetusan lara,
Di kala itulah terketuk di sanubari jutaan sesalan,
Tiada guna lagi,tiada ertinya lagi,
Terimalah ia sebagai hakikat,
Untuk menguji keagungan iman di dada,

Maka,
Di Pertemuan ini,
Telah terbina satu ukhuwwah,
Telah tercetus satu semangat jihat,
Telah tersedar dari omongan lamunan,
Kini,
Ku seru semangat jihat ku kerana Allah,
Kerana sudah pasti Jannatul Firdausi ganjaran diri,
Ya Allah,
Semoga perhimpunan ini dipenuhi Rahim Mu,
Inilah perhimpunan Nan abadi dihati,
Krim ‘98


ALLAHU AKBAR!

*syukran kepada akhwat di Maahad Ahmadi Gemencheh kerana sudi memberikan salinan ini kepada kami di SEMENDA '99